Senin, 16 Juni 2014

Perbandingan Kualitas Radiograf Moving Grid dengan Stationary Grid pada Pemeriksaan Abdomen.


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang 

Rongga abdomen adalah sebuah rongga yang di dalamnya terdapat berbagai macam sistem. Rongga abdomen terletak di bawah diafragma sampai dengan tulang panggul. Sistem pencernaan dan sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang terdapat pada rongga perut. Dewasa ini,, semakin banyak pemeriksaan yang mengindikasikan adanya penyakit perut yang bermacam-macam hingga diperlukan radiograf dalam menunjang diagnosis oleh dokter.

Pada dasarnya apabila semakin besar organ yang diperiksa maka semakin besar pula hamburan dari sinar X yang terjadi. Dalam kasus ini, perut merupakan rongga besar yang berisi organ yang tentu juga memiliki tingkat kerapatan yang kurang jika dibandingkan dengan kerapatan sebuah tulang keras. Hamburan yang semakin banyak ini akan membuat hasil radiograf tidak maksimal dan mengalami pengaburan. Sehingga, yang menjadi perhatian di sini adalah bagaimana cara untuk meminimalisir hamburan yang dapat mengganggu radiograf tadi menjadi sebuah citra yang baik.

Semakin maju teknologi yang ada memudahkan manusia untuk bekerja secara maksimal dan cepat. Studi pada era modern ini telah menemukan berbagai alat penunjang dalam upaya meningkatkan kualitas radiograf. Salah satunya adalah penemuan grid yang digunakan dalam pembuatan radiograf. Orang yang pertama kali mendemonstrasikan pemakaian grid adalah Gustave Bucky. Dengan pemakaian grid diharapkan hamburan dari sinar X yang diterima oleh film dapat berkurang. Seiring waktu berjalan, perkembangan grid semakin kompleks. Mulai dari pemilihan bahan yang tepat, konstruksi yang dapat meneruskan sinar X dan bukan menghalanginya, rasio dalam grid yang semakin rapat hingga berbagai jenis grid.

Berbagai macam tipe grid yang telah dikembangkan sejatinya bertujuan untuk memaksimalkan hasil radiograf yang dibuat. Pengembangan grid menciptakan berbagai macam grid yang terdiri dari:
1.      Parallel grid
2.      Focused grid
3.      Crossed grid
4.      Moving grid ( Bushong, 2001)

Jika dikelompokkan menurut kerjanya, dapat dibagi manjadi stationary grid dan moving grid. Kedua tipe grid ini memiliki fungsi yang sama namun dengan cara kerja yang berbeda. Meskipun kedua jenis grid ini memiliki fungsi yang sama, namun pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jika dilihat dari penamaan kedua tipe grid tersebut maka dapat diartikan bahwa moving grid adalah grid yang bergerak dan stationary grid adalah yang tetap.

Secara keseluruhan grid sangat diperlukan dalam berbagai pemeriksaan radiograf dengan objek pemeriksaan yang tebal dan kurang rapat. Macam grid yang berbeda akan menghasilkan pencitraan yang berbeda pula dalam radiograf, baik dalam densitas, kontras, maupun detil yang dibuat pasti ada perbedaan antara moving grid dengan stationary grid.

Oleh sebab itu, dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis tertarik untuk mengkaji dan mempelajari lebih dalam tentang perbedaan kualitas radiograf antara moving grid dengan stationary grid dalam pemeriksaan abdomen. Melalui makalah ini penulis berharap radiografer dapat memilih apakah pemakaian moving grid atau stationary grid yang dapat menyajikan pencitraan terbaik.


B.       Rumusan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis mengangkat beberapa masalah, yaitu:
1.      Bagaimanakah perbedaan kualitas radiograf abdomen yang menggunakan moving grid dengan yang menggunakan stationary grid ditinjau dari densitasnya?
2.      Bagaimanakah perbedaan kualitas radiograf abdomen yang menggunakan moving grid dengan yang menggunakan stationary grid ditinjau dari kontrasnya?
3.      Bagaimanakah perbedaan kualitas radiograf abdomen yang menggunakan moving grid dengan yang menggunakan stationary grid ditinjau dari detailnya?
4.      Tipe grid apa dalam pembuatan citra abdomen yang paling bagus menghasilkan radiograf?

C.      Tujuan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
Tujuan umum :
1.      Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
2.      Untuk mengetahui tipe grid apa yang paling bagus untuk menampilkan citraan abdomen?

Tujuan khusus :
1.      Untuk mengetahui perbedaan struktur grid
2.      Untuk mengetahui konstruksi grid
3.      Mampu melakukan penggunaan grid
4.      Mampu melakukan penggunaan grid kearah yang lebih baik , efektif dan efesien.
5.      Mampu menampilkan gambaran yang baik bagi pasien maupun dokter


D.      Manfaat Penelitian

1.      Untuk penulis :
Mampu menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai perbedaan grid dan fungsi masing-masing dalam pemeriksaan radiologi

2.      Untuk institusi :
Menjaga, memelihara, serta meningkatkan kinerja radiographer dalam menampilkan radiograf

3.      Untuk responden:
Menghilangkan rasa khawatir / takut untuk dilakukan pemeriksaan radiologi, karena merasa dirinya akan selalu mendapatkan pelayanan radiologi yang bermutu.

4.      Untuk pembaca:
Mampu menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai bidang radiologi.

 BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Sejarah Radiasi sinar-X
Awal perkenalan umat manusia dengan radiasi pengion dimulai ketika Wilhelm C. Roentgen (1845 – 1923), fisikawan berkebangsaan Jerman, pada tahun 1895 menemukan sejenis sinar aneh yang selanjutnya diberi nama sinar-X. Selang satu tahun dari penemuan sinar-X tersebut, fisikawan Prancis Antonie Henry Becquerel menemukan unsur Uranium (U) yang dapat memencarkan radiasi secara spontan. Untuk selanjutnya bahan yang memiliki sifat seperti itu disebut bahan radioaktif. Dua tahun kemudian, pasangan suami istri ahli kimia berkebangsaan Perancis Marie Curie dan Piere Curie menemukan unsur Polonium (Po) dan Radium (Ra) yang memperlihatkan gejala yang sama seperti Uranium.
Tahun 1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar X dan meneliti sifat-sifatnya. Pda tahun itu juga Roentgen mempublikasikan laporan penelitiannya. Berikut ini adalah sifat-sifat sinar-X:
1.      Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
2.      Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi. Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
3.      Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh timbal setebal 1,5 mm.
4.      Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.
5.      Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto tulang tersebut pada pelat fotografi.
6.      Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda dengan sinar katoda).
Sinar X (X-rays) atau sinar Rontgen adalah bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan range panjang gelombang berkisar dari 10 sampai 0,01 nanometer, dengan frekuensi berada pada 30 PHz sampai 30 EHz. Sinar X dihasilakan apabila electron bergerak pada kelajuan yang tinggi dan secara tiba-tiba berlaku perubahan dari segi kelajuan. Semua ini berlaku di dalam sebuah tiub x-ray. Di dalam sebuah tiub x-ray terdapat katod (-) yang merupakan sebuah filamen yang dipanaskan oleh tenaga elektrik. Pemanasan yang berlaku menyebabkan elektron dihasilkan dari filemen. Ini semua berlaku untuk persediaan elektron bagi di pecutkan untuk mendapatkan sinaran-X. Sinar-x yang dihasilkan dengan tenaga 20-40 keV mempunyai panjang gelombang 10-7 cm dan sinar ini dikatakan sinar-x lembut (soft- rays). Sinar-x yang dihasilkan dengan 40-125 keV mempunyai gelombang 10-8 cm. Sinar ini kerap digunakan untuk pemeriksaan x-ray diagnostik, manakala panjang gelombang yang lebih pendek lagi yang dihasilkan dengan tenaga 200-1000 keV digunakan dalam rawatan radioterapi yang lebih dalam (deep radiotheraphy). Sinar ini biasanya berukuran < 10-8 cm (hard-rays).
Pancaran sinar-x dapat diperolehi daripada sejenis alat elektronik yang dinamakan tiub x-ray. Daripada kajian ahli sains didapati sinar-x mempunyai sifat-sifat tertentu yang dapat dibagi kepada sifat biasa dan sifat khas.
Sifat biasa sinar X bergerak laju dan lurus. Tidak boleh Fokus oleh kanta atau cermin dipesong oleh medan magnet sekitar arah tertuju yang dilaluinya. Sifat khas  menembusi jirim padat. Kesan pendarcahaya memberikan kesan cahaya kepada sebatian kimia seperti zink sulfida, kalsium tungstat dan barium platinosiamida. Kesan pengion alur sinar X yang melintas melalui gas memindahkan tenaganya kepada molekul-molekul yang akan seterusnya akan berpecah kepada titik yang berkas negatif. Kesan biologi sinar X bertindak dengan tisu hidup yang berada dalam tubuh.
B.     Definisi Radiasi sinar X
Istilah sinar X merupakan pancaran energi gelombang elektromagnetik yang disebabkan adanya reaksi dalam tingkatan atom. Tidak seperti cahaya tampak, sinar X memancarkan energinya secara kasat mata karena memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari cahaya tampak. Selain itu, sinar X memiliki frekuensi yang sangat tinggi sehingga memiliki daya untuk menembus sebuah objek.
Pemanfaatan sinar X sekarang ini sudah merambah dalam dunia kesehatan. Baik untuk pencitraan hingga untuk terapi. Dalam sebuah instalasi radiografi pasti terdapat sebuah alat yang dapat mengeluarkan sinar X yang biasa kita sebut sebagai pesawat radiologi. Sinar X dihasilkan dengan menggunakan tegangan dari instalasi listrik yang terpasang dan dikeluarkan dengan melalui proses yang panjang namun cepat.
Sesuai dengan sifat sinar X maka diperlukan penanganan khusus untuk menanggulangi radiasi yang keluar dari sumbernya. Untuk itu dilakukan upaya proteksi bagi pasien dan radiographer yang bertugas. Selain penanganan terhadap proteksi diri, penanganan terhadap radiograf yang akan dibuat juga diperlukan. Ini mengingat akan sifat kaset radiograf yang sangat peka terhadap aktifitas energi cahaya sekecil apapun. Tidak terkecuali terhadap hamburan sinar X yang terjadi saat pemeriksaan berlangsung.
C.    Grid
Grid merupakan salah satu alat penunjang dalam proses pembuatan radiograf yang berfungsi untuk mengurangi radiasi hamburan yang terjadi ketika proses eksposi dilakukan. Biasanya dibuat dari bahan yang tipis namun memiliki daya serap yang tinggi terhadap radiasi. Timbal merupakan bahan yang populer digunakan sekarang ini. Dikarenakan timbale memiliki nomor atom yang tinggi, sehingga lapisan tipis timbal dapat menyerap radiasi secara baik.
Adapun pemilihan timbal digunakan sebagai grid juga melalui proses yang panjang. Studi yang pernah dilakukan sebelumnya telah mencoba berbagai bahan antara lain tungsten, uranium hingga emas dan semua bahan tersebut tidak dapat memberikan hasil yang maksimal. Semua bahan tersebut belum dapat menyamai kinerja timbal sebagai bahan dasar dari grid
Berbagai macam penelitian telah membuat model grid yang dianggap paling baik dalam sebuah pemeriksaan. Perlu diketahui bahwa ada 3 aspek penting dalam menyusun sebuah kerangka grid, yakni rasio grid, frekuensi grid, dan material grid. Ketiga aspek ini sangatlah penting dalam pembuatan grid maupun dalam proses pemeriksaan karena juga perlu diperhatikan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan radiograf. Cara keja dari grid juga berbeda-beda ditinjau dari tipenya. Tipe grid yaitu moving grid dan stationary grid.
Stationary grid atau yang biasa disebut grid tetap adalah grid yang selama pemeriksaan harus berada tetap di atas kaset. Jika kedudukan grid berubah maka radiograf yang dihasilkan akan jauh dari kriteria. Sedangkan moving grid atau grid bergerak adalah grid yang dapat bergerak selama proses keluarnya sinar X dari smber. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan gambaran garis di sepanjang radiograf karena pemakaian grid tetap. ( Bushong, 2001:239 )
D.    Rongga Abdomen
Rongga abdomen terletak di bawah rongga thorax. Rongga abdomen terdiri dari organ-organ vital tubuh yang membentuk berbagai sistem tubuh. Sistem pencernaan dan sistem perkemihan merupakan yang terdapat pada rongga abdomen. Batas atas dari rongga abdomen yaitu diafragma, otot tebal yang memisahkan thorax yang berada di atas dengan abdomen yang berada di bawahnya. Selaput yang melingkupi rongga abdomen disebut peritonuim. Selaput ini terdiri dari dua lapisan membrane yakni parietal peritoneum yang  berada di bagian luar dan visceral peritoneum yang berada lebih dalam. ( Merril’s, 2012:84 )
Adapun organ-organ yang terletak di dalam abdomen adalah:
1.      Bagian distal esophagus
2.      Lambung
3.      Hati
4.      Empedu
5.      Pankreas
6.      Ginjal
7.      Limpa
8.      Usus 12 jari
9.      Usus halus
10.  Usus besar
11.  Kandung kemih
12.  Rectum
Semua organ dalam rongga abdomen memiliki struktur yang kurang rapat sehingga diperlukan grid dalam membuat radiograf abdomen. Ini karena sinar X akan mengalami hamburan yang banyak ketika melewati sebuah objek yang memiliki tingkat kerapatan yang rendah. Oleh sebab itu, sesuai dengan tujuan pemakaian grid, maka grid dipasang di kaset
E.     Teknik Radiografi Abdomen
Dalam radiograf tanpa pemakaian kontas media, akan sangat sulit membedakan antara organ satu dengan organ yang lainnya. Densitas yang hampir merata pada abdomen akan membuat sulit saat melihat organ yang berdekatan. Oleh karena itu, maka dipakai kontras media untuk menampilkan salah satu organ pada rongga abdomen. Untuk melihat abdomen secara keseluruhan, maka dibuat foto abdomen polos.
Teknik pembuatan radiograf abdomen polos terdiri dari dua proyeksi dasar, yakni Antero-Posterior Abdomen dan Left-Lateral-Decubitus Abdomen yang semuanya memakai grid. Berikut ini langkah pemeriksaan abdomen:
1.            Antero-Posterior Abdomen
Untuk membuat foto AP Abdomen, siapkan alat yang diperlukan dalam pemeriksaan yaitu:
a.       Pesawat sinar X
b.      Kaset beserta film 35 x 43
c.       Marker
d.      Grid
e.       Softbag
Sedangkan untuk teknik radiografinya adalah:
a.    Posisi pasien:
Pasien diposisikan tidur terlentang di atas meja pemeriksaan.
b.    Posisi objek:
Sumbu tubuh pasien diatur sehingga berada di pertengahan meja pemeriksaan. Perut diatur sehingga berada di tengah meja pemeriksaan. Pasien memakai gonad shield untuk melindungi alat vital dari radiasi
c.    Arah sinar:
Tegak lurus dengan kaset
d.    CP:
Pada Mid Sagital Plane setinggi Krista Iliaca

2.            Left-Lateral-Decubitus Abdomen
Untuk membuat foto LLD Abdomen, siapkan alat yang diperlukan dalam pemeriksaan yaitu:
a.       Pesawat sinar X
b.      Kaset beserta film 35 x 43
c.       Marker
d.      Grid
e.       Softbag
Sedangkan untuk teknik radiografinya adalah:
a.    Posisi pasien:
Pasien diposisikan tidur miring ke arah kiri di atas meja pemeriksaan.
b.    Posisi objek:
Mid Coronal Plane pasien diatur sehingga berada di pertengahan meja pemeriksaan. Perut diatur sehingga berada di tengah meja pemeriksaan.
c.    Arah sinar:
Tegak lurus dengan kaset
d.    CP:
Pada Mid Coronal Plane setinggi Krista Iliaca

Pada pemeriksaan abdomen yang perlu diperhatikan adalah saat memposisikan pasien, sebisa mungkin pasien menghembuskan nafas secar penuh sehingga tidak ada aliran udara yang keluar-masuk rongga abdomen.
 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis  Penelitian :
Studi literatur

B.  Populasi/ sample:


C. Responden:

D. Cara Pengolahan Data

1.      Jenis Data


2.      Pengambilan Data


3.      Penglohan Data


4.      Analisa Data

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Konstruksi Grid
1.      Konstruksi Grid
2.      Tipe Grid
B.     Karakterstik Radiograf Abdomen
1.      Anatomi Radiograf Abdomen
2.      Kriteria Radiograf Abdomen
C.    Radiograf Abdomen dengan Moving Grid
1.      Anatomi Radiograf
2.      Pengukuran Densitas
3.      Pengukuran Kontras
D.    Radiograf Abdomen dengan Stationary Grid
1.      Anatomi Radiograf
2.      Pengukuran Densitas
3.      Pengukuran Kontras
E.     Perbandingan Densitas dan Kontras
1.      Perbandingan Densitas
2.      Perbandingan Kontras
3.      Perbedaan Radiograf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar